Langsung ke konten utama

Sejarah Pers Mahasiswa Part V (2000-2008)


logo Perhimpunan Pers Mahasiswa
Indonesia (PPMI)

2000         [ ] Dies Natalies ke VII di Denpasar Bali
[24—29 Mei 2000] Konggres Nasional PPMI V di Universitas Mataram, Lombok. Dihadiri sekitar 150 utusan dari lembaga-lembaga pers mahasiswa se-Indonesia—minus Riau, Jambi, Bengkulu, dan Kalimantan. PPMI mulai mulai berorientasi ke dalam terlihat dari tujuan Konggres ini yakni, 1) Regenerasi PPMI, 2) Membangun jaringan antar LPM yang ebih kondusif, 3) Penguatan dan penyamaan visi dalam misi yang diemban persma, dan 4) Sillaturrahmi antar LPM. Selain itu, acara ini diharapkan menciptakan kesinambungan dan regenerasi untuk melanjutkan perjuangan. Namun kenyataannya berbeda, dalam konggres PPMI terbelah dua PPMI berawal dari beberapa LPM Yogyakarta: Balairung, Bulaksumur, Pijar, (UGM), Investor (STIE Widya Wiwaha), Pendapa (UST), Nuansa (UMY), dan Gema (STIPER), dan kemudian diikuti juga Bali, Semarang, dan Purwokerto. Memakai analisis SWOT, teman-teman Yogya melihat bahwa kekuatan PPMI, pada dasarnya, terletak pada (potensi) LPM-LPM yang tergabung. Akhirnya muncul format baru komunitas LPM-LPM se-Indonesia bernama "Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Indonesia" (Forkom Persma Indonesia)[1]


Terpilih sebagai presidium nasional berikut:
·         Koordinator : Saiful Muslim ( KKM Media Universitas Mataram)
·         PresiNas Jatim : Agus Susantoro (UKPKM - Tegalboto Universitas Jember)
·         PresNas Jateng + DIY : Noer Mustari (Pabelan Pos - Univ. Muhammadiyah Solo)
·         PresNas Jawa Barat + DKI : Agutine Melanie ( UPM Isola Pos - UPI Bandung)
·         PresNas Palembang +sekitarnya : Adi Helmy Nando
·         PresNas Aceh : Darmadi ( IAIN Araniri Aceh )
·         Presnas Mataran +Bali : Saiful Muslim (KKMmedia Universitas Mataram)
·         Staff  Nasional PPMI : Iwan Kurniawan ( LPM Wahana Care taker PPMY), Indra Ramos (LPM HIMMAH, Supatno (Pabelan Pos), M.Jaelani (LPM HIMMAH UII).
·          
                  [September 2000] kondsolidasi Forkom Persma diLPM Manunggal UNDIP.
2001         Mukernas di Solo
2002         [5-10 April 2002] Konggres Nasional PPMI VI di Malang.
 Sekjen terpilih Rizal Asep Nugroho.
[8 Juli 2002] Deklarasi pembentukan PPMI kota Denpasar[2] oleh 7 LPM di Bali. Kertha Aksara FH Unud, Medikom FE Unud, Kanaka FS Unud, Maestro FT Unud, Pesona Wisata Unud, Khlorofil FP Unud, dan Mandiri Politeknik Negeri Bali.
[9 Juli 2002] Mukerkot I PPMI kota Denpasar[3] di LPM Maestro, dan kali ini bertambah 6 LPM lagi; Almamater Undiknas, Suara Satwa FKH Unud, Nandaka Fapet Unud, Progress Ikmasi FS Unwar, Agriwar FP Unwar, dan Demokratatos FISIP Unwar.
[4-8 Agustus 2002] Mukernas di Denpasar Bali di LPM Maestro Unud.

2003         [28 Februari – 05 Maret 2003] Dies Natalies PPMI ke 10
[29 Juni 2003] Konggres II PPMI Dk Yogyakarta di FIAI UII Demangan Baru, bertema “Merajut Kembali Gerakan Persma di Tengah Era Transisi Demokrasi”.
Kasus Pembredelan dan represif 2003:
·         LPM Hawam Wuruk Undip dituntut pihak rektorat atas nama pencemaran nama baik.
·         LPM Explant dipaksa tidak boleh mendistribusikan terbitannya
·         Pemukulan terhadap fotographer LPM Prima UNEJ
·         Juga LPM Pesona Wisata FP Unud
·         LPM Tegal boto UNEJ
2004         [ 31 Januari – 4 Februari 2004] Konggres Nasional PPMI VII di Bandung terpilih Agung Sedayu (Sekjend ke VII)
Selengkapnya pengurus Badan Pekerja Nasional PPMI Periode 2004-2006, Bidang Litbang: Yekthi Hesthi Murthi (Situs Unair), Andika Wardana (Civitas, Unmer Malang), Sunarti Kabad (edukasi IAIN Surabaya), Nanang (Siar UNM), Daniel (Indikator Unibraw), M. Yusuf (Persma Poltek UP), Hasanudin Usman (LPPM Format STIMIK Dipanegara), M. K. Nursal NS (LPMH Unhas). Bidang Advokasi: Faliqul Isbah (Arena UIN Su-Ka), Arif (Introspektif Kopma UIN Su-Ka), Fahrudin (Amanat), Titis (Ekspresi). Bidang Sosialisasi dan Media: Bima A. (Isola UPI0, Anis (Suaka UIN SGJ Bandung). Bidang Organisasi: Bidang Dana Usaha:
Sedangkan Dewan Etik Nasional: Engkos Kosnadi (DIY), Hendra Firmansyah (Bandung), Muammar Kaddafi (Bali), Akhmad Efendi (Semarang), Aceng (Situbondo), M. Khodim (Surabaya), Fitria (Mataram), Sirul Haq (Makasar), dan Agus (Untan, Pontianak)
[3 - 5 Mei 2004] Mukernas PPMI V di Semarang. Dihadiri oleh 43 LPM. Perumusan Awal Program Kerja BP Nas dan DEN, dan bentuk2 koordinasi yakni Pertemuan langsung, Informal Meeting. Mailinglist (e-mail), Chating, SMS, Rakor.

Yogyakarta           : Feni Setiasih
Makasar   : Muh. Arman
Bandung   : Ariyandi Gunawan
Denpasar : Santi
Tulungagung       : Miftahul Huda
Semarang : Fakhruddin Karmani
Surabaya  : Falentinus Laurensius H
Malang      : Alfan Mories
Jember      : Tejo Kumaksono Adi

2005         Arena
[28 Januari – 5 Februari 2005] Workshop Nasional Jurnalisme Advokasi  di Yogyakarta.
[17 – 21 April 2005] Pelatihan Jurnalisme Advokasi
[2 – 4 September 2005] seminar nasional dan temu alumni di Malang. Dengan tema “Menggagas Media Online sebagai Ruang Aktualisasi Persmadi Tengah Era Sybernetika.”
2006         [20-26  Maret 2006] Konggres Nasional PPMI VIII di Makasar.  Bertema “Memperkuat Paradigma baru Pers Mahasiswa Indonesia.” Tema ini sesuai dengan keinginan menggagas kekuatan dan potensi organisasi, untuk mempertahankan independensi dan idealisme pers mahasiswa indonesia. Tercatat 336 LPM tergabung dalam PPMI[4].  Kongres PPMI VIII menghasilkan beberapa hal yang lain, diantaranya perubahan struktur kepengurusan PPMI di tingkatan Nasional, perubahan ini terletak pada pembentukan Koordinator Wilayah (KorWil) yang membawahi beberapa kota. KorWil ini diharapkan dapat menjadi penghubung dan pengganti tugas-tugas teknis di tingkatan wilayah. KorWil ini diharapkan dapat menjadi penghubung dan pengganti tugas-tugas tekhnis di tingkatan wilayah. Korwil meliputi Sumatra, Jawa Barat dan Banten, Jateng DIY, Jatim Madura, Bali Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam konggres ini terpilih Muhammad Arman sebagai sekjend periode VIII [2006-2008].
                  KoorWil JATIM : Hadi Waskito
                  KoorWil Jateng DIY:
                  Malang      : Khairil
                  Surabaya  : Imam
                  Jember      : Husein
                  Bangkalan            : Sholeh
                  Semarang             : Edi Purnomo
                  DIY                        : Fajar Kelana

                  [Oktober 2006] Mukernas di Madura
[3-5 Juni 2006] workshop Investigasi Nasional diadakan oleh PPMI Kota Semarang
[14- 16 September 2006] Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PPMI di Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura. Setelah Kongres, kegiatan awal yang dilakukan pengurus Nasional adalah mengadakan Rakornas untuk mengkondisikan kota-kota sesuai dengan program kerja agar lebih maksimal. Secara garis besar acara Rakornas di Madura dapat dikatakan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Banyak kendala yang dihadapi oleh pengurus nasional, diantaranya belum terbentuknya Korwil yang seharusnya sudah terbentuk sebelum Rakornas dimulai. Selain itu, terjadi ketidakpercayaan akan kapabilitas Sekjend terpilih dari beberapa kawan yang menganggap gerakan PPMI kedepan masih terlalu global dan perlu diperjelas. Hal ini membuat suasana Rakornas menjadi menegang. Kebetulan kawan Rusli dipercaya menjadi salah satu presidium sidang. Walaupun upaya-upaya pembangunan frame bersama mengenai langkah PPMI sudah digulir, tetapi masih terdapat kebuntuan. Sampai dengan Rakornas berakhir belum juga pengurus nasional mencapai kesepahaman bersama mengenai gerak PPMI kedepan.


2007         [4-8 April 2007] Dies Natalis PPMI di Semarang. Forum yang dihadiri oleh 76 peserta ini dimanfaat untuk konsolidasi nasional pengurus PPMI. Kesempatan ini muncul wacana bahwa PPMI hendaknya menjadi badan hukum, namun akhirnya mentah.
                  Pembekuan LPM Watak STIEM Bongaya Makasar dan pemecatan pimpinan dan anggotanya oleh rektornya lewat SK No. 706/U.I/STIEM/VIII/2007
2008         [17 – 21 Juli 2008] Konggres Nasional PPMI IX di Mataram.
                 
Badan Pengurus Nasional :
Sekjend           : Fandy Ahmad
Litbang           : Moh. Fathoni [koor]
                    Budi Mulyono
                    Pambudi
                    Guruh Rian
                    Edi Susilo
Advokasi : Aunul Kafi
Media        : Arsyad Zaki
Dana Usaha    : Kalila
                    Niken

Kota-kota
1.         Jember              : Komar
2.         Jogja                  : Ikhwan
3.         Surabaya                      : Yudha
4.         Malang              : Riwut
5.         Tulungagung    : Andi
6.         Madura             : Firman
7.         Makasar                        : Tuti
8.         Semarang                     : Ulinuha
9.         Aceh                  :
10.    Bau-bau                        : Zuma
11.    Mataram                       : Sirtupillaili

Caretaker:
Denpasar
Madiun                     : Dewi
Ponorogo                 :
Jombang                   : Samsul
Blitar                                    : Asrofi
Kediri
Purwokerto             :
Solo
Lombok Timur
Bandung
Manado
Pontianak
Medan
Padang
Ambon
Merauke
Bengkulu
Palembang



[1] Luqman Hakim Arifin, “Cerita Panjang dari Lombok: Catatan dari Kongres PPMI 24—29 Mei 2000” Balairung Edisi 32/Th.XV/2000.
[2]  Majalah Maestro edisi 22/X/2004 hlm. 41
[3]  Majalah Maestro edisi 22/X/2004 hlm. 41
[4]  Catatan panitia konggres VIII, document PPMI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram