Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Etika dan Kritik atas Penelitian Ilmiah

A.     Pengantar Pernahkah anda mempertanyakan untuk apa kita belajar linguistik? Linguistik tak bisa menciptakan tanaman varietas baru untuk meredakan kelaparan saudara kita di Afrika. Linguistik pula tak bisa menciptakan teknologi canggih untuk menemukan planet “biru” baru sehingga manusia bisa transmigrasi ke sana. Terlebih lagi lunguistik menjelaskan bahasa yang pada dasarnya anak balitapun mampu berbahasa. Sepertinya alasan demikian cukup untuk membuat anda merenung kembali untuk melanjutkan studi anda atau tidak. Bandingkan dengan disiplin ilmu lain yang nampaknya lebih populer dan bergengsi. Ilmu pertanian semisal, dengan ilmu itu manusia akademisi bisa menciptakan terobosan dalam ketahanan pangan. Mereka bisa menciptakan benih padi yang lebih bisa menghasilkan sehingga mampu membuat bangsa ini swasembada pangan. Disiplin ilmu komputer lebih populer lagi. Dengan berbagai program pengembangan mereka yang menekuni ilmu komputer bisa menciptakan software yang bisa memper

Kiat Menulis Artikel Opini

PENDAHULUAN " Pada bulan November 2010, sebuah Jurusan di salah satu universitas swasta melakukan akreditasi. Hasilnya sangat mengecewakan bagi mahasiswa jurusan paling laris di PT tersebut. Jika sebelumnya terakreditasi B, saat itu kelayakan jurusan itu menjadi C – urutan terbawah dalam status terakreditas. Dengan akreditas hanya C, mahasiswa dan jurusan tersebut akan mengalami banyak kesulitan. Hampir semua pekerjaan mengisratkan minimal terakreditasi B bagi calon pegawainya. Jurusan juga akan dianggap kurang berkualitas sehingga jumlah peminatnya bisa turun drastis.

Bengkel Segala Manusia (Liputan Lapas Nusakambangan)

Mereka pernah berlaku tak selayaknya manusia. Mereka kehialangan harkat dan martabatnya. Akan tetapi, mereka tetap manusia. Penjara adalah bengkel agar mereka kembali menjadi manusia yang paripurna. Suparman baru saja pulang merantau dari pulau Bangka malam itu. Saat di terminal ia tak sengaja bersenggolan dengan sesorang. Ia langsung meminta maaf. Ternyata orang yang baru saja ia tabrak adalah preman yang menguasai terminal itu. Kesokan harinya, saat Suparman baru saja sholat subuh, ia dikejutkan oleh suara kaca pecah. Suparman berlari ke ruang tamu dan mendapati beberapa orang baru saja melempar kaca rumahnya dengan batu.

Meretas Pesantren di Jeruji Nusakambangan (laporan Nusakambangan)

Nusakambangan sedari dulu dikenal sebagai pulau penjara kelas kakap. Terdapat tujuh penjara dengan konsep maximum security. Kini tengah ada usaha untuk mendirikan pesantren di ketujuhnya.    Abu memperhatikan cara Umar menulis huruf Arab. “Jadi wadaddi idayaksa itu apa?” tanya abu pada Umar. Umar hanya diam sembari memperbaiki rangkaian hurufnya. Abu dengan pelan kemudian memberikan koreksi atas tulisan Umar. Umar kembali ke mejanya. “Ayo siapa lagi yang mau coba?” ajak Abu pada delapan peserta pelajaran nahu pagi itu.

Mencetak Hafidz yang Ilmuan (investigasi Ponpes Isy Karima, Karanganyar)

Isy Karima berhasil memadukan pendidikan Al Qur’an dengan ilmu pasti secara baik. Sejumlah alumninya kini tersebar di perguruan tinggi terkemuka baik dalam maupun luar negeri. Membumikan Al Qur’an adalah cita-cita yang terus Isy Karima kejar. Telapak kaki Yusuf muali terasa sedikit melepuh. Untungnya ia hanya mengenakan sandal, setidaknya lebih nyaman ditimbang sepatu. Beberapa kawannya yang bersepatu melepuh lebih parah. Melepuh kiranya wajar karena Yusuf serombongan berjalan sangat jauh. Berjalan dari Pantai Parangtritis, DIY menuju Pesantren Isy Karima di Karanganyar tentu perjalanan yang tak dekat. Yusuf dan santri lainnya mesti menempuh setidaknya 140 kilometer dalam waktu tiga hari.

Dakwah di Kaki Lawu (investigasi Ponpes Isy Karima, Karanganyar)

Pondok Pesantren Isy Karima berdiri sejak tahun 1998. Meski masih tergolong muda, pesantren ini menjadi buah bibir karena sejumlah prestasinya. Sebagaimana nasib pesantren sehaluan, Isy Karima juga tak lepas dari pro-kontra. Namun demikian, Isy Karima terus berkembang pesat dengan berbagai trobosannya. Lawu nampak berkabut siang itu. Di kakinya, masyarakat menggantungkan hidup pada alamnya yang subur dan indah. Tak terkeculai Karni yang mengais rezeki dari para pelancong. Ia berjualan makanan dan kopi di warung pinggir jalan raya Karangganyar-Tawangmangu. Wisatawan yang akan atau telah mengunjungi obeyek wisata Grojogan sewu biasanya mampir ke warung kecilnya.

Istiqomah dalam Menghafal (Ponpes Ulul Albab, Sukoharjo)

Tugas seorang hafidz begitu mulia. Ia menjaga qur’an dari ancaman penistanya. Ulul Albab dengan istiqomah membimbimbing calon-calon penjaga kemurnian qur’an di masa datang. Angin berhembus menerpa daun padi yang tengah menghijau. Di tengah hijau padi nan luas itu nampak sebuah bangunan luas beridiri. Terdengar suara-suara orang mengaji dari dalam kompleks bangunan tersebut. Suaranya merdu berirama hingga menembus tembok yang seluruhnya melingkari kompleks Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ulul Albab putera. Seorang santri nampak asyik menghafal qur’an di pojok gerbang. Ia duduk bersila. Beberapa saat matanya tertuju pada deretan huruf arab di genggamannya. Sesaat kemudian ia memandang ke atas langit dan mengulang apa yang baru ia baca. Santri lainnya duduk senyamannya di masjid. Apa yang mereka lakukan sama: membaca sebaik-baiknya kemudian menghafal sedalamnya. Demikian pemandangan sehari-hari Ulul Albab putera, sekitar 200 meter jauhnya dari Ulul Albab puteri.

Harmoni Di Tengah Deru Sangka (Ponpes Ulul Albab, Sukoharjo)

Prasangka sering tertuju pada Ulul Albab. Ulul Albab sejatinya adalah pesantren yang tumbuh dari masyarakat. Ia berdiri atas sumbangsih warga dusun Tulakan. Ulul Alabab dan warga Tulakan berkembang bersama dengan jalan saling menghargai hingga kini .    Malam itu ganjil. Ada hal yang tak biasa di sekitaran pondok. Seseorang dengan wajah tertutup sarung berkeliaran di sekeliling masjid. Mengetahui aksi penuh misterinya diketahui, sosok tersebut lari menghindar. Sontak kewaspadaan pun bangkit. Shoimin meminta beberapa santri dan Ustadz untuk memeriksa lingkungan Pondok. Seorang santri menemukan sesuatu yang sangat tidak biasa. Di sebuah sudut pagar ia temui barang mirip lampu bohlam. Dalam wadah, nampak penuh pasir atau semacam serbuk. Sedang ujungnya dipasangi sumbu yang tersambung dengan obat nyamuk. Demi keamanan, bara obat nyamuk dimatikan. Shoimin menghubungi Polisi untuk melakukan peyelidikan ihwal benda mencurigakan tersebut .

PROBLEM OF TEACHING SPEAKING IN ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE (EFL)

Abstract Speaking is one of the important skills in English as a Foreign Language (EFL). It shows the best influence when seeing goal of speaking learning process, especially in EFL. The goal of English teaching is to make students able to communicate well. There are some problems in teaching speaking. The problems come from internal and external. Internal problems are native language, age, exposure, innate phonetic ability, identity and language ego, and motivation and concern for good speaking . An external problem is institutional context that puts English as second or foreign language in a nation. Each problem is connected with decision in choosing suitable method in teaching speaking. The conclusion of this paper is by applying the suitable method in teaching speaking, it will help the English teacher to overcome some problems in teaching speaking. Key Words: speaking, problems in speaking, methods in speaking.

Problems in Contexts Language Teaching

Abstract Teaching language is related with many aspects. One of the aspects is contexts. There are three kinds of contexts that are age level, proficiency level, and sociopolitical and institutional. The three contexts are really influenced the success of language teaching. In teaching English, the contexts are very important because English teaching is for worldwide students. Unfortunately, in the contexts itself, there are several problem that influenced language teaching in general. It is very important to observe the problems in each context. So, the paper will discuss problems in contexts language teaching.

Mutiara Penjaga Al Islam

Al Islam mendidik santrinya dengan ketat. Mereka dipersiapkan menjadi penegak Islam di hari depan. Tak mengherankan jika kualitas mereka berada di atas rata-rata. Zaki tengah membaca-baca kitab di perpustakaan lantai pertama masjid lima lantai itu. Hari-harinya dihabiskan di ruang-ruang bersekat buku dan kitab. Itu ia lakukan untuk segera menuntaskan karya tulis – penelitian semacam sekripsi - sebagai syarat kelulusannya. Untuk bisa lulus, pesantren Al Islam mewajibkan santrinya mebuat karya tulis, hafal minimal 10 juz, dan mampu aktif berbahasa arab. Zaki hampir telah memenuhi semua syarat, terlebih ia hafidz (hafal al qur’an).

Politik dan Kesejahteraan Sosial

Oleh; Habibullah * Pada dasarnya, politik dan kesejahteraan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal tersebut sebagai upaya mewujudkan stabilitas dan kemaslahatan bersama. Namun, ketika kepentingan pribadi dan kelompok lebih dulu menjadi bagian dari watak ind i vidu “penguasa”, maka politik berubah menjadi mediator yang dominan untuk menghancurkan eksistensi sebuah negara.

Ketika Identitas Menjadi Peristiwa

Oleh Moh. Fathoni Saya tak ingin membanding-bandingkan dalam berkarya dan bersastra. Tetapi tak dapat dipungkiri, karya sastra made in Indonesia lebih menarik hati saya. Itu saja. Selanjutnya, “... ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. ” Ungkapan ini benar adanya , bukan sekadar berbau nasionalisme. Tetapi semacam ketertarikan seorang pembaca. Ketertarikan kiranya perlu rasionalisasi, katanya. Jika demikian, saya andaikan membaca karya sebagai s ebuah peristiwa.

Al Islam Bertahan Menjaga Otentitas

Ustadz Mudzzakir Al Islam dikenal sebagai pesantren yang lihai mendidik santrinya. Banyak sudah hafidz yang tercipta di mahat asuhan Ustadz Mudzzakir ini. Namun, Al Islam tetap bertahan untuk tidak mengeluarkan ijazah. Panas begitu menyengat siang itu. Gang kecil diperkampungan padat kota Solo itu sepi. Tiga petugas berjaga di salah satu sudut gang. Mereka mengenakan baju bergambar pedang menyilang bertuliskan FPIS (Front Pemuda Islam Surakarta). Satu di antara mereka meminta isra’ mengisi daftar hadir tamu. Sedikit kata-katanya mempersilahkan gerbang pesantren itu untuk dilangkahi.

Jamaah, Tumpuan Hidup MTA

Gedung MTA menjulang tinggi pun mewah. Fasilitas dakwah MTA juga bukan main-main. Dari manakah uang MTA? Sedari pukul 3 sore mobil dan motor mulai memenuhi parkir gedung itu. Dari mobil premium hingga sepeda motor tua dirapihkan Satgas MTA yang piket Jum’at itu.  Satu persatu jamaah mengambil buletin bertajuk brosur pengajian. Hari itu brosur berjudul “Surat Az-Zukhruf bagian ke-2”. Beberapa merapat ke Koperasi membawa buku tabungan. Beberapa lainnya mendekat pos satpam sekedar menitipkan barang untuk sanak saudaranya di luar kota.

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

MTA dan Perebutan Pengaruh Ormas Islam

Perkembangan Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) cukup pesat. Hampir di setiap wilayah telah berdiri cabang MTA. Tak ayal kehadiran MTA juga menimbulkan gesekan dengan Organisasi Islam yang terlebih dahulu ada. Sarno dengan penuh hikmat mendengarkan ceramah sang ustad.z Begitupun dengan ratusan jamaah lainnya, mereka cukup khusuk mencermati nasihat-nasihat dalam pengajian itu. Meski Kudus – tempat diselenggarakannya pengajian – cukup jauh dari tempat Sarno berasal, seolah tak membuatnya letih atau kehilangan konsentrasi. Jarak Wonogiri – Kudus nan jauh terbayar sudah dengan ilmu yang ia peroleh.

Conjunction; A Grammatical Cohesion in Discourse Analysis

Conjunction Conjunctive elements are cohesive not in themselves but indirectly, by virtue of their specific meanings; they are nor primarily devices for reaching out into the preceding (or following) text, but they express certain meaning which presuppose the presence of other components in the discourse (Halliday and Hasan, 1976: 226). Hasan and Halliday (1976: 238) adopt a scheme of just four categories, namely additive, adversative, causal, and temporal. According to Halliday in An Introduction to Functional Grammar (1985: 303), cunjuction is classified into elaboration, extention, and enchancement.

Miss.Tessy's $2.400.000 Deposit Band Certificate Deception

Annan Tessy   tessyannan62@yahoo.com 9:11 PM (11 hours ago) to  me Asalaam"u"alaikum.  It is true that we met through the Internet which i know to be an unsecured means of communications that have been abused with many lies coming from people of no conscience with wicked mind to deprive others of their hard earned fortune but please give your attention to my mail though it may be your least expectation from me since we are just new friends but i am doing so because i have to let you know about me due to the happiness my heart

Lomba Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012

Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan tahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenang dari 19 jenis naskah buku pengayaan.

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram

Reference: A Grammatical Cohesion

1.         Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction.

Text and Cohesion

Text Van Dijk (1977 in Stubbs, 1983: 9) says that the term of text to rifer to an abstract theoretical construct which is realized in discourse. In other words, text is to discourse as sentence is to utterance. The term of text is a conceptual thing.    The word text is used in linguistics to refer to any passage, spoken or written, of whatever length, that does form a unified whole, and as a general rule, whatever any specimen of our own language constitutes a text or not (Halliday and Hasan, 1976: 1, 1985: 10). It is stated that a text is a unit of language in use, not grammatical unit.  Text is a semantic unit that is a unit not of form but of meaning. Thus, it is related to a clause or sentence not by size but by realization. Moreover, a text does not consist of sentences, but it is realized by sentences, and a set of related sentences is the embodiment or realization of a text. Hence, the expression of the semantic unity of the text lies in the cohesion among the sentences of whi

The Concept of Coherency

A text can be said to be coherent when each successive sentence can be assigned wholly and without difficulty to one of the relationships… (Sinclair, Hoey, and Fox, 1993: 19). The relationships among the ideas in the paragraph might be a major reason in achieving coherence. Because of this, the ideas of the paragraph must be presented in a whole text. If the points or ideas lied in a paragraph can be analyzed and identified clearly by the reader, the coherence was achieved. According to Van Dijk (1997: 9) coherence is how the meaning of sentences in a discourse hung together. Besides that, he distinguished coherence in micro dan in macro level analysis. In micro analysis, coherence occurs from the structure of discourse. While in macro analysis, the term coherence develops into topics or themes of discourse. Van Dijk (1997: 10) says, “Discourse topics (which are not the same as sentence topics) are so to speak the global meanings of discourse, of which they define the overall (macro)

Editorial, the main article in a newspaper

Editorial is an opinion article which usually can be found in newspaper, tabloid, or magazine. Opinion in editorial contains the aspiration, premise, and certain attitude of a pres media for potential, phenomenal, and actual problem occurred in a society (Sumadiria, 2005: 81). Opinion in editorial also represents as formal perception from the pres media. Aspiration in editorial is not individually aspiration from editor in media but it belongs to the whole media workers or institution. Assegaf in (Sumadiria, 2005: 83) states that editorial brings opinion from editors and the modal owners which support the media. Editorial is written by chief editor or executive editor which knows news polices or political redaction of the media.

Discourse and Discourse Analysis

The word of discourse comes from Latin language ‘ discursus’ that means ‘run from one side to side’ (Mulyana, 2005: 4).   The word ‘ discursus ’ itself is arranged from ‘dis’ (from different sides) dan ‘currere’ (run). Discursus is same as run from different direction. According to Webster (1983: 522 in Mulyana, 2005:   4), discourse has several meaning that are (a) words communication, (b) expression of ideas, (c) written treatise, lecture, etc.    Van Dijk (1997: 2) classifies concept of discourse into three dimensions that are (a) Language use, (b) communication of beliefs (cognition), and interaction (in social situations). It describes that discourse focuses on verbal structures and cognitive processes at first, the second on discourse as interaction in society. The Van Dijk’s theory can be shown in this diagram.   Table 2. 1 Van Dijk’s Discourse Analysis

Cohesion and Coherence in Discourse Analysis: A Journalistic Research

People communicate each other in their live. They share feeling, and thought from one and others. Crystal (2005: 3) states that communication is much boarder concept, involving transmission and reception of any kind information between any kinds of life. The definition concludes that every process of sending and accepting information is communication. In communication, people also need channels of information. The channels are the five human senses that are sound, sight, touch, smell, and sight. From the five senses, the use of sound – the auditory-vocal mode – is the fundamental human communication channel. In practice, the example of the mode is speech.   The use of sight – the visual mode – is also familiar in daily communication. The visual mode which uses facial expression or gesture describes as nonverbal language. People usually use words and sentence in communication and it is called verbal language. Language is a system of arbitrary vocal symbols used for human communication

Effort of Improving Mathematics Learning Outcomes in the Implementation of Cooperative Learning Model with Student Teams-Achievement Division Type In Class V Semester Gasal Students of SD Negeri Ngebel, Bantul Academic Year 2011/2012

2011. Effort of Improving Mathematics Learning Outcomes in the Implementation of Cooperative Learning Model with Student Teams-Achievement Division Type In Class V Semester Gasal Students of SD Negeri Ngebel , Bantul Academic Year 2011/2012 . SI Thesis . Yogyakarta: Ahmad Dahlan Universit y . ABSTRACT This research is aimed to improve mathematics learning outcome and to know student respond toward application of cooperative learning model, Student Teams-Achievement Divission type in sub topic of calculating powers and simple root.

An Effort to Increase The Students’ Mathematics Learning Outcome by Using Cooperative Learning’s Two Remain Two Guests of the Class VII Students of SMP Negeri I Jogonalan Kabupaten Klaten in the Semester I of 2011/2012 Academic Year

2011. An Effort to Increase The Students’ Mathematics Learning Outcome by Using Cooperative Learning’s Two Remain Two Guests of the Class VII Students of SMP Negeri I Jogonalan Kabupaten Klaten in the Semester I of 2011/201 2 Academic Year . S -1 Thesis . Yogyakarta : Ahmad Dahlan Universit y. ABSTRA CT This research is aimed to improve the students’ mathematics learning outcome by using cooperative learning model’s Two Remain Two Guests in class VII of SMP Negeri I Jogonalan Kabupaten Klaten in the semester I of 2011/2012   academic year.  

The Effort of Improving Students’ Mathematics Learning Outcomes Using Cooperative Learning Model’s Students Teams Achievment Divisions (STAD) Type in Class VIII of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta in the 2011/2012 Academic Year

“ The Effort of Improving Students’ Mathematics Learning Outcomes Using Cooperative Learning Model’s Students Teams Achievment Divisions (STAD) Type in Class VIII of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta in the 2011/2012 Academic Year ”. SI Thesis . Yogyakarta : Ahmad Dahlan University. ABSTRACT The aim of the study is to know the increase of the students’ activeness as an effort to improve the students’ mathematics learning outcomes of class VIII A of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta in semester 1 of 20 1 1 /20 1 2 academic year by using Student Teams Achievment Divisions (STAD) method. 

Ketika Ulama tak Sekedar Berfatwa: Sepenggal Kisah MUI Surakarta

MUI Surakarta lahir jauh sebelum MUI yang dikenal sekarang. Berbeda dengan MUI lain yang sehati dengan pemerintah, MUI Surakarta lebih memilih bersikap kritis. Ia tetap berpandangan bahwa pemerintah dan ulama adalah setara ihwal memperjuangkan umat . Nada bicaranya yang lembut sedikit meninggi tatkala menjelaskan buku putih yang ia genggam. Prof. Prof.DR. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD, ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Surakarta denggan antusias menceritakan latar belakang diterbitkannya buku berjudul Kritik Evaluasi dan Dekontruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin. Terbitnya buku setebal 128 halaman semakin mebuat MUI Surakarta dikenal sebagai MUI Perjuangan. Prof. Zaenal mengenang saat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengedakan Halaqoh di Hotel Novotel 21 November 2010 lalu. Acara yang merupakan rangkaian road show 6 kota besar itu bekerjasama dengan Forum Komunitas Praktisi Media Nasional (FKPMN), sebuah LSM. Ia bersama MUI Surakarta menilai ada yang ganjil