Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

MENGIMAJINASIKAN MUHAMMADIYAH

“ Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya.” (Imam Syafi’I dalam Shahih Muslim Bisyar An-Nawawi) Sedari 2012 saya terlibat di sejumlah riset terkait Ormas dan gerakan Islam bersama PUSHAM Universitas Islam Indonesia. Pada kurun waktu itu saya dan rekan-rekan bertandang ke sejumlah Ormas Islam terutama di Jawa. Sosok Abu Bakar Ba’asyir semisal pertama saya temui di Pesantren Al Mukmin, Ngruki Solo dan setahun berikutnya saya temui ketika ia telah menghuni Lapas Batu Nusakambangan. Sosok lain seperti Muchlas dan Amrozi, terpidana kasus Bom Bali, saya telusuri dari tempat eksekusinya di pedalaman Nusakambangan hingga pesantren mereka di Paciran, Lamongan. Untuk memahami sebuah Ormas biasanya kami memadukan studi pustaka dan penelitian lapangan. Ketika mencoba memahami Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) semisal kami mengu