Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

Pragmatik "Kebohongan"

pinokio K ata “bohong” dalam kajian pragmatik – sebuah kajian mengenai ungkapan (bahasa) dan konteksnya - bermakna sangat keras jika diutarakan oleh orang yang memiliki integritas moral. Inilah kiranya mengapa pemerintah berang ketika para tokoh lintas agama menyatakan 18 keboh ongan pemerintah beberapa waktu lalu. Kata “bohong” merupakan diksi yang memiliki makna mendalam. Dalam kajian pragmatik, sebuah ungkapan bisa dipahami menggunakan 3 aspek yaitu lokusi, ilokusi, dan, perlokusi . Lokusi dari kata “bohong” bermakna menyatakan yang tak sebenarnya. Pemerintah dinilai menyatakan yang tak sebenarnya salah satunya pada soal angka kemiskinan. Menurut pemerintah, angka kemiskinan di Indonesia telah menurun menjadi 31,02 juta jiwa. Faktanya, menurut para pemuka agama, masyarakat miskin di negeri ini berjumlah 70 juta jiwa.