Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

PROBLEM OF TEACHING SPEAKING IN ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE (EFL)

Abstract Speaking is one of the important skills in English as a Foreign Language (EFL). It shows the best influence when seeing goal of speaking learning process, especially in EFL. The goal of English teaching is to make students able to communicate well. There are some problems in teaching speaking. The problems come from internal and external. Internal problems are native language, age, exposure, innate phonetic ability, identity and language ego, and motivation and concern for good speaking . An external problem is institutional context that puts English as second or foreign language in a nation. Each problem is connected with decision in choosing suitable method in teaching speaking. The conclusion of this paper is by applying the suitable method in teaching speaking, it will help the English teacher to overcome some problems in teaching speaking. Key Words: speaking, problems in speaking, methods in speaking.

Problems in Contexts Language Teaching

Abstract Teaching language is related with many aspects. One of the aspects is contexts. There are three kinds of contexts that are age level, proficiency level, and sociopolitical and institutional. The three contexts are really influenced the success of language teaching. In teaching English, the contexts are very important because English teaching is for worldwide students. Unfortunately, in the contexts itself, there are several problem that influenced language teaching in general. It is very important to observe the problems in each context. So, the paper will discuss problems in contexts language teaching.

Mutiara Penjaga Al Islam

Al Islam mendidik santrinya dengan ketat. Mereka dipersiapkan menjadi penegak Islam di hari depan. Tak mengherankan jika kualitas mereka berada di atas rata-rata. Zaki tengah membaca-baca kitab di perpustakaan lantai pertama masjid lima lantai itu. Hari-harinya dihabiskan di ruang-ruang bersekat buku dan kitab. Itu ia lakukan untuk segera menuntaskan karya tulis – penelitian semacam sekripsi - sebagai syarat kelulusannya. Untuk bisa lulus, pesantren Al Islam mewajibkan santrinya mebuat karya tulis, hafal minimal 10 juz, dan mampu aktif berbahasa arab. Zaki hampir telah memenuhi semua syarat, terlebih ia hafidz (hafal al qur’an).

Politik dan Kesejahteraan Sosial

Oleh; Habibullah * Pada dasarnya, politik dan kesejahteraan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal tersebut sebagai upaya mewujudkan stabilitas dan kemaslahatan bersama. Namun, ketika kepentingan pribadi dan kelompok lebih dulu menjadi bagian dari watak ind i vidu “penguasa”, maka politik berubah menjadi mediator yang dominan untuk menghancurkan eksistensi sebuah negara.

Ketika Identitas Menjadi Peristiwa

Oleh Moh. Fathoni Saya tak ingin membanding-bandingkan dalam berkarya dan bersastra. Tetapi tak dapat dipungkiri, karya sastra made in Indonesia lebih menarik hati saya. Itu saja. Selanjutnya, “... ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. ” Ungkapan ini benar adanya , bukan sekadar berbau nasionalisme. Tetapi semacam ketertarikan seorang pembaca. Ketertarikan kiranya perlu rasionalisasi, katanya. Jika demikian, saya andaikan membaca karya sebagai s ebuah peristiwa.

Al Islam Bertahan Menjaga Otentitas

Ustadz Mudzzakir Al Islam dikenal sebagai pesantren yang lihai mendidik santrinya. Banyak sudah hafidz yang tercipta di mahat asuhan Ustadz Mudzzakir ini. Namun, Al Islam tetap bertahan untuk tidak mengeluarkan ijazah. Panas begitu menyengat siang itu. Gang kecil diperkampungan padat kota Solo itu sepi. Tiga petugas berjaga di salah satu sudut gang. Mereka mengenakan baju bergambar pedang menyilang bertuliskan FPIS (Front Pemuda Islam Surakarta). Satu di antara mereka meminta isra’ mengisi daftar hadir tamu. Sedikit kata-katanya mempersilahkan gerbang pesantren itu untuk dilangkahi.