Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Revolusi Mental melalui Keterbukaan Informasi Publik

Jargon “revolusi mental” sempat membahana pada masa kampanye Pilpres 2014 silam. Terlepas dari keberpihakan politis pada siapapun, jargon itu selayaknya mesti diapresiasi. Revolusi mental merupakan rumusan aktual dalam kontkes Indonesia kekinian. Persoalan bangsa yang tak kunjung menemukan ujung pangkal adalah alasan kuat perlunya sebuah revolusi mental.  Menghitung permasalahan di negeri ini bisa sesulit menghitung bintang di langit. Persoalan-persoalan pelik itu saling berkelindan membelit cita-cita kemerdekaan bangsa. Sejumlah tawaran solusi yang diuji coba belum satupun yang menampakan hasil signifikan. Orde reformasi yang dipuja sebagai momentum perubahan pun mandul. Hingga hari ini, bangsa ini terus saja terjebak dalam lingkaran keterpurukan. Adalah memilukan jika melihat begitu pesatnya perkembangan negara-negara lain yang usia kemerdekaannya jauh lebih muda. Di kawasan Asia Tenggara semisal, Indonesia — dalam aspek eknomi, politik, IPTEK, dan bahkan kebudayaan — mul

Aku Perlu Tahu Kamu

Sekali lagi saya mesti curhat colongan alias curcol . Ya , sudah berkali-kali memang. Sampai akhirnya saya terinspirasi untuk membuat genre baru: Esai Curcol — nggak mau kalah sama Denny JA. Tapi, saya yakin curhat saya kali ini agak penting. ­ Serius… Ceritanya terjadi saat saya masih kuliah S1. Jujur saja kalau saya ini mahasiswa biang kerok. Di mana-mana sukanya bikin rame. Berkali-kali saya mesti bersinggungan dengan banyak pihak yang merasa terusik dengan ulah saya. Untungnya, saya rock n’ roll abis saat itu. Jadi Alhamdulillah semua bisa saya lewati dengan woles .

Gebrakan Segar dari Pesantren Modern

Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta terhitung masih sangat muda. Namun, gebrakan pesantren modern ini cukup membahana. Dalam rentang waktu yang relatif singkat, prestasi MBS melejit menggeser sekolah milik Muhammadiyah lainnya. MBS diperkirakan akan menjadi model pendidikan milik Muhammadiyah di masa depan.   Warna biru mendominasi ruangan kantor MBS Yogyakarta. Gedungnya tampak mencolok di tengah persawahan Kecamatan Prambabanan yang mengering. Kemegahannya seperti mengulang kejayaan kompleks Candi Ratu Boko — yang berada di atas bukit persis di samping MBS. Sosok nan ramah menyapa di pintu ruang tamu. Dia adalah Ustadz Nasir: penggagas sekaligus direktur MBS. Di sampingnya, berjejer rapih puluhan piala. Sebuah bukti bahwa pesantren yang baru berdiri pada tahun 2008 ini sudah banyak menuai prestasi.

Evolusi Dakwah Ranting Suronatan

Di usia yang lebih dari satu abad ini Muhammadiyah semakin matang. Organisasi yang dibidani oleh KH. Ahmad Dahlan ini mampu menjadi tetua yang bijak. Riuh-riak persaiangan ideologis dan politis Ormas Islam tidak membuat Muhammadiyah hanyut di dalamnya. Muhammadiyah tetap berusaha istiqomah untuk memnjadi lilin bagi umat. Keteguhan Muhammadiyah salah satunya bisa dijumpai pada Ranting Suronatan. Dari salah satu ranting tertua ini, dinamikan Muhammadiyah bisa diterawang. Dinamika ranting Suronatan dapat menunjukan bagaimana Muhammadiyah berdialektika dengan sejarah dan zaman.