Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Hegemoni Negara Maju

ledakan dalam konflik Libya Libya adalah negara penghasil minyak terbesar di benua Afrika. Cadangan minyak Libya lebih dari 46,4 miliyar barel. Negara yang selama ini bergantung pada pasokan minyak Libya tidak lain adalah negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa.             Setelah sekian waktu Libya bergolak, pasokan minyak dunia cukup terganggu. Harga minyak dunia hingga pernah menyentuh  105,75 dollar per barel. Padahal, minyak bumi adalah energi utama dalam menggerakan roda perekonomian. Bisa saja pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika menurun atau bahkan mengalami krisis jika Libya terus bergolak.             Konflik di Libya memang sangat memperihatinkan. Untuk alasan apapun tindakan Presiden Khadafi yang menggunakan kekuatan militer untuk menyerang rakyatnya sendiri tidak bisa dibenarkan. Meski demikian, tindakan pasukan sekutu dibawah komando Prancis yang melakukan agresi terhadap Libya juga bukan tindakan yang arif. Walaupun penegakan demokrasi dan keman

Bahasa dan Peradaban Bangsa

Aksara Jawa Bahasa adalah simbol untuk menandai semua hal yang manusia kenali. Bahasa mampu merekam perkembangan manusia dari waktu-kewaktu. Lahir dan berkembangnya nilai-nilai dalam sebuah masyarakat juga diabadikan dalam bahasa. Jika selama ini bahasa hanya dipahami sebagai alat untuk berkomunikasi, agaknya pandangan itu mesti diperluas. Bahasa adalah karakter sebuah bangsa.             Penyempitan cara pandang tentang bahasa bisa dilihat dari bagaimana pendidikan menempatkan bahasa. Pendidikan kita menentukan tiga bahasa yang diajarkan yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan daerah. Bahasa Indonesia porsinya sejajar dengan bahasa Inggris. Sedang bahasa daerah ditempakan sebagai muatan lokal.

Saatnya Reformasi Mental

memelihara mental Telah 13 tahun sudah sejak reformasi membuka babak baru kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Reformasi menjadi jargon populer yang hingga kini masih digunakan untuk menjelaskan sebuah perubahan. Meski, perubahan itu mulai dipertanyakan.             Proses reformasi sebenarnya telah dimulai sejak beberpa tahun sebelumnya. Kaum intelektual terutama mahasiswa merasa bahwa kedikatatoran rezim orde baru sudah sangat kelewatan. Keresahan itu kemudian disikapi dengan adanya konsolidasi terhadap semua elemen masyarakat dan mahasiswa untuk menyamakan persepsi tentang ide perubahan.

Pendidikan Kebhinnekaan

Sila-Sila Pancasila Masyarakat dibuat resah oleh merebaknya teror bom buku. Disinyalir isu SARA melatarbelakangi teror tersebut. Beberapa waktu sebelumnya terjadi bentrok antara salah satu Ormas dengan jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Banten. Bentrok serupa menyusul terjadi di Temanggung dengan pemicu sama yaitu Agama. Televisi Al Jazeera bahkan memberitakannya sebagai usaha kudeta terhadap pemerintahan Presiden SBY. Barangkali isu tersebut terlalu jauh. Gejala lunturnya rasa kebhinnekaan antar anak bangsa lebih mungkin menjadi sebab maraknya konflik horizontal di masyarakat.

Akreditasi dan Nasib Mahasiswa PTS

UAD Kampus II Berdasarkan Per.Men.Dik.Nas. No. 28 Tahun 2005, semua perguruan tinggi (PT) mesti sudah terakreditasi pada tahun 2012. Jika tidak, sebuah PT bisa dicabut izin operasinya. Banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut. Masadepan mahasiswa PTS juga sedang dipertaruhkan dengan dampak dari regulasi tersebut.             Akreditasi memang penting untuk mengukur kualitas pelayanan pendidikan sebuah PT. Lebih jauh akreditasi juga merupakan jembatan menuju kualitas manusia Indonesia yang unggul. Sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas diharapakan akan mampu mencetak lulusan yang bermutu. (dimuat di Kedaulatan Rakyat) 

Tragedi Ujian Nasional

dilarang mencontek Menjadi jujur di negeri ini seringkali sulit. Pepatah Jawa, “ Sing Jujur: Ajur” (yang jujur menjadi hancur) barangkali tepat adanya. Contoh yang paling hangat adalah kisah Siami. Ia dengan penuh kesadaran membuka sebuah dugaan parktik contek masal saat Ujian Nasional (UN) di sekolah anaknya, SD N Gadel 2, Surabaya. Namun malang menimpa, Siami sekeluarga diusir dari tempat tinggalnya karena kejujuran itu.             Kasus dugaan contek masal di SD N Gadel 2 menimbulkan keperihatinan mendalam terhadap nasib pendidikan bangsa ini. Ki Hadajar Dewantara pernah berkata jika pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia. Dalam pendidikan seorang manusia dikenalkan pada nilai-nilai kehidupan agar menjadi manusia paripurna. Jika pendidikan justru memparktikan ketidakjujuran – seperti pada kasus contek masal - maka batalah fungsi pendidikan tersebut.

Dilema Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

Wisuda Hampir semua siswa SMA saat ini sedang gemar-gemarnya membahas rencana setelah lulus. Kebanyakan dari mereka memiliki keinginan untuk mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi. Meski, karena keterbatasan ekonomi, hanya sebagiannya saja yang mampu melanjutkan. Karena itu, kesempatan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi hal yang mesti dipersiapkan sebaik mungkin selain Ujian Akhir Nasional (UAN).             Dalam proses persipan seringkali muncul dilema dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi. Pertimbangan prospek kerja sebuah jurusan dengan pertimbangan minat dan bakat anak seringkali bertentangan. Orang tua biasanya lebih mempertimbangkan prospek kerja dari suatu jurusan. Dengan memilih jurusan yang menjanjikan, mereka berharap bisa memberikan yang terbaik bagi generasinya.

Babak Baru Pergerakan Mahasiswa

Mahasiswa Menduduki Gedung DPR Setiap perubahan besar di negeri ini selalu melibatkan mahasiswa. Dari pergerakan nasional yang melahirkan kemerdekaan hingga reformasi 1998 menempatkan mahasiswa dalam peran sentral. Namun, saat ini pergerakan mahasiswa seolah terasing di hingar-bingar kebebasan yang ia perjuangkan. Setelah reformasi, demokrasi hidup di dalam semangat kebebasan. Kebebasan mengubah orientasi hidup bangsa. Pemaknaan kebebasan sangat dekat kaitannya dengan kembalinya orientasi hidup terhadap individu. Pertimabangan kepentingan pribadilah yang seolah saat ini menjadi rujukan segala tindakan. Bangsa ini kini tak lagi dipersatukan oleh semangat yang selalu sama.