Langsung ke konten utama

Ragam Kutipan dalam Penulisan Berita


quotations marks

Kutipan yang baik bisa mendukung pembuka dan memperkuat informasi dalm berita. Kutipan yang baik juga akan membuat pembaca seolah-olah mendangar pembicaranya sehingga menambah drama dan perhatian pada berita anda. Tetapi kutipan juga bisa merusak cerita dan mengakibatkan kejemuan bila kutipan itu mengulangi apa yang dikatakan. Sebaiknya uraikanlah dengan kata-kata lain atau membuangnya sama sekali.
Kini wartawan cenderung membatasi kutipan-kutipan  - kecuali kutipan itu baik sekali – sebab kutipan itu memakan tempat dan tidak selalu bisa menyampaikan sebanyak informasi seperti penguraian dengan kata-kata lain. Kutipan yang baik adalah yang hidup dan jelas serta yang menyatakan perasaan yang kuat atau reaksi dari pembicaraannya. Bila kata-kata pembicara itu lebih baik dari kata-kata anda, kutipan langsung akan menambah menarik pada berita anda.

Untuk menentukan penggunaan kutipan, kuncinya adalah apakah itu emosi (emotional) atau informasi (informational). Susan Ager, pelatih penulisan di Detroit Free Press, mengatakan wartawan harus mengandaikan kutipan itu sebagai bumbu dari cerita, bukan masakannya – the spice of the story, not the meat and potato. Pembaca membuka surat kabar bagaikan ia datang ke pesta. Mereka ingin bercakap-cakap dengan orang-orang yang menarik. Kutipan-kutipan yang panjang biasanya tidak menarik.
Ada beberapa pegangan untuk menentukan penggunaan kutipan yaitu:
1.      Bila kutipan itu menarik dan informatif.
2.      Untuk mendukung pembuka, paragraf inti, atau masalah (supporting point) dalam berita.
3.      Untuk menyampaikan opini dan perasaan sumber.
4.      Bila kutipan itu sangat deskriptif dan dramatis.
5.      Hindari kutipan langsung jika narasumber menjemukan atau informasinya itu faktual dan tidak bisa disangkal (indisputable).
6.      Hindari setiap kutipan yang tidak jelas kata-katanya.
7.      Hindari kutipan yang tidak ada hubungannya dengan fokus atau masalah dalam berita.
8.      Hindari kutipan yang menuduh dari politisi atau saksi peristiwa kejahatan.

Ragram Kutipan
Seperti juga anekdot, kutipan yang menarik dapat menambah bumbu dalam berita. Ada lime variasi kutipan yang umum dipakai dalam berita dan cerita feature.
1.     Kutipan langsung
Kutipan semacam ini menuliskan kata demi kata dari apa yang dikatakan pembicara. Kutipan ini dibuka dan ditutup dengan tanda kutip. Deviasi kecil dari kata-kata yang eksak masih diperbolehkan oleh kebanyakan suarta kabar, selama artinya tidak berubah. Misalnya, seorang anggota dewan kota, Bambang berkata: “Eee, apa yang ingin saya katakan adalah, anu ahhh, mungkin kita harus mempertimbangkan, anu, apakah kita punya, itu eee, uang untuk, ahhh, membangun gedung baru.” Memang ada orang yang memiliki gaya bicara seperti  itu. Bila ini ingin dikutip langsung maka wartawan bisa membersihkannya tanpa mengurangi makna ucapan pejabat tersebut menjadi, misalnya: “Kita harus mempertimbangkan apakah kita punya uang untuk membangun gedung baru.”
2.     Kutipan tidak langsung
Kutipan ini berisi apa yang kurang lebih dikaitkan oleh pembicara dan bagaimana cara penyampainnya. Disini tanda kutip tidak dipakai. Contohnya: Bambang mengatakan dewan harus mempertimbangkan apakah tersedia anggaran untuk membangun gedung baru.
3.     Kutipan parafrasa (paraphrase)
Kutipan ini berisi apa yang dikatakan oleh pembicara tetapi disajikan dengan kata-kata dari penulisnya atau dari wartawan. Di sini kata-kata asli dari pejabat tidak dipertahankan. Contoh: Bambang mengajukan pertanyaan tentang pembiayaan gedung baru.
4.     Kutipan fragmentaris
Kutipan semacam ini adalah gabungan dari parafrasa dan kutipan langsung. Kutipan ini sangat baik dipakai jika pembicara memasukan kata-kata yang sebenarnya disampaikan biasa-biasa saja. Misalnya: Bejo menentang pembangunan gedung itu sebagai suatu “pemborosan yang melebihi istana.”
5.     Dialog
Teknik dialog ini digunakan jika dua atau lebih pembicaraan dikutip dalam suatu konversasi tanya-jawab, seperti misalnya di sidang pengadilan. Dialog ini dapat membuat sebuah artikel menjadi enak dibaca.
Bagian yang terberat dalam menggunakan kutipan ini adalah mengenalnya dalam begitu banyak kata yang diucapkan dalam suatu konversasi. Orang umumnya tidak berbicara dengan kata-kata ringkas yang cocok untuk kutipan; mereka lebih banyak bercakap. Anda harus belajar mengenal kutipan yang menarik seperti juga anda memisahkan emas dari cebakan.     

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram