Setiap
media tentu saja memiliki aturan dan prinsip sendiri-sendiri dalam menuliskan
judul berita. Kekhasan prinsip di dalam merumuskan judul berita itulah yang
pada gilirannya akan membuat media bersangkutan dapat diterima oleh pasar
dengan baik ataukah tidak. Jika dicermati dengan baik, media-media lokal yang
ada di sekeliling kita ternyata akhir-akir ini mulai banyak yang berani
mengangkat dimensi-dimensi kelokalan bahasa di dalam perumusan judulnya.
Inovasi demikian ini saya rasa baik dan memang harus dilakukan sejauh
prinsip-prinsip kebahasaan yang berkaitan dengan pamakaian kata-kata lokal
dipenuhi dalam perumusan judul berita tersebut.
Koran-koran
nasional lazimnya cenderung merumuskan judul-judul beritanya secara standar.
Bahasa yang digunakan biasanya juga bersifat standar dan menghindari
unsur-unsur kedaerahan atau lokalitas. Hal demikian, dapat dipahami mengingat
jangkauan surat kabar nasional sangat lusa dan sangat berbeda dengan jangkauan
surat kabar lokal. Beberapa prinsip umum di dalam penulisan sebuah judul berita
lazimnya dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Rumusan judul berita yang baik dan benar
lazimnya diambilkan dari lead atau
teras berita dan rumusan judul itu harus dapat mencerminkan isi beritanya.
Rumusan relatif kreatif, inovatif, dan kadang-kadang bombastis sekalipun
dimensi kebombastisannya harus tidak berlebihan dan harus proporsional serta
cenderung terukur.
2. Rumusan judul artikel opini/features/dialog sedikit tidak sama
dengan rumusan judul berita. Lazimnya, judul semacam artikel diambilkan dari
intisari berita. Relatif sama dengan yang disampaikan sebelumnya rumusan judul
juga harus kreatif, inovatif, dan cenderung provokatif. Seorang penulis yang
sudah berpengalaman, dipastikan akan dapat merumuskan judul artikel dengan
baik, memiliki nilai rasa dan mudah untuk dilihat serta diserap pembaca (eye-catching).
3. Rumusan judul tulisan yang baik harus memperhatikan
diksi atau pilihan kata yang tepat. Bahasanya harus memikat dan menarik tetapi
tidak boleh menimbulkan salah tafsir atau penafsiran yang ambigu. Bahasa yang
digunakan dalam rumusan judul juga tidak boleh terkesan mengadu domba antar
warga masyarakat atau kelompok masyarakat. Alasannya, dasar dari sebuah berita
pada hakikatnya adalah fakta, kenyataan, dan objek yang sungguh-sungguh harus
ada di dalam realita atau medan data yang sesungguhnya. Jadi, rumusan judul
yang baik mutlak harus memegang prinsip-psinsip objektivitas sekalipun bisa
saja rumusnya bersifat relatif provokatif.
4. Sesuai dengan kaidah penulisan, huruf
pertama kata-kata dalam judul itu harus dikapitalisasikan, kecuali untuk
kata-kata tugas seperti konjungsi, preposisi, artikel. Jadi, huruf pertama kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, semuanya harus
dikapitalisasikan dalam penulisannya. Akan tetapi, adapula media yang
menggunakan kebijakan selingkung, yakni yang hanya menempatkan huruf besar pada
kata pertama judul itu. Karena hal yang demikian ini merupakan kebijakan yang
sifatnya selingkung, tentu saja tidak perlu dipersoalkan. Sejauh terjadi
konsentrasi dalam penulisan dan tujuan dari penyimpangan terhadap kaidah
kebahasaan yang demikian itu sifatnya purposive,
tentu saja akan dapat diterima oleh banyak orang.
5. Jika judul tulisan di dalam media dirasa
terlalu panjang, judul tulisan itu harus dipisah menjadi dua bagian. Jadi, ada
judul utama dan ada pula judul tambahan. Judul tambahan bisa dibuat lebih
panjang daripada judul utamanya. Adapun rumusan penulisannya, lazim dibuat
masing-masing berdiri sendiri.
Maksudnya, judul tambahan harus merupakan frasa tersendiri yang
bermakna, bukan merupakan sambungan dari judul utamanya.
6. Rumsusan judul dalam media massa lazimnya
diupayakan menggunakan kata-kata yang sifatnya aktif. Bentuk-bentuk yang
sifatnya pasif dapat juga digunakan hanya apabila pemakaian itu dirasakan lebih
kuat dan lebih bermakna. Jadi, preferensi jurnalis pertama-tama haruslah pada
bentuk-bentuk aktif itu.
7. Rumusan judul dalam pemakaian jurnalistik
sebaiknya mengandung kata kerja dan susunan judul itu tidak menggunakan
konstruksi inversi. Bila tidak menggunakan konstruksi inversi, judul tulisan
itu akan jauh lebih mudah ditangkap oleh pembacanya. Dengan perkataan lain,
judul yang demikian itu cenderung bersifat mudah ditangkap oleh mata alias eye-catching.
- 8. Jika rumusan judul berita itu didahului oleh angka, kata pertama yang mengikutinya harus ditulis dengan huruf awal kapital. Jadi, kapitalisasi baru dilakukan pada kata pertama setelah angka itu. Dalam media massa, judul yang bermula dengan angka memang lazim ditemukan. Dalam tulisan-tulisan nonjurnalistik, cara demikian itu sedapat mungkin harus dihindari. Jadi, inilah salah satu kekhasan bahasa media.
Agen Terpercaya
BalasHapusAgen Sbobet
Situs Terpercaya
Tutorial Game Slot
Agen Terpercaya
BalasHapusAgen Sbobet
Situs Terpercaya
Tutorial Game Slot
Agen Slot Online
BalasHapusSitus Slot Terpercaya