Langsung ke konten utama

Proses Penulisan Artikel dan Berita

editing in writing news

Rahasia dari penulisan yang baik terletak pada prosesnya, bukan pada hasil akhir. Ada wartawan yang dengan mudah melewati proses penulisan tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang harus memeras keringat untuk menitinya. Kebanyakan penulis ulung mengikuti jalan sebuah peta yang efisien sehingga menuntun mereka melalui tahapan-tahapan tanpa mengalami banyak penderitaan. Jack Hart menasihati agar kita memikirkan dan mempertimbangkan segala sesuatu yang khusus menuntun kita menuju ke naskah akhir. Ia menawarkan proses penulisan sebagai berikut:
Gagasan --› Pengumpulan informasi --› Fokus --› Mengorganisir --› Konsep --› Memoles.
Gagasan (idea) merupakan dasar dari semua yang mengikutinya. Tanpa visi yang jelas dari sasaran, anda tidak akan bisa merancang pengumpulan informasi atau mengorganisasikan bahan-bahan (tulisan) anda. Semakin anda mendapatkan suatu gagasan cerita yang kuat, semakin mudah anda menuliskannya. Kesederhanaan dan kejelasan tentu saja penting dalam seluruh proses penulisan, tetapi menjadi betul-betul krusial ketika tiba saatnya untuk menentukan fokus dan mengorganisir bahan-bahan yang begitu banyak dari hasil pengumpulan informasi anda.
Daripada mencoba menulis suatu pembukaan di tengah-tengah kebingungan, lebih baik kita mundur selangkah untuk melihat hutannya dan bukan melihat pohonnya. Dibutuhkan suatu pernyataan sederhana (simple statement) yang membelah seluruh detail dan mengungkapkan inti dari apa yang ingin dikatakan. Anda membutuhkan suatu pernyataan pokok atau tema (theme statement). Pernyataan tema yang baik itu pendek dan sederhana. Anda sekarang bisa mulai menulis dari pernyataan tema ini.
Fokus adalah dimana sebuah tulisan berputar. Fokus akan muncul dalam proses penulisan, suatu hasil dari berpikir yang anda lakukan ketika menggodok gagasan, anda pegang hipotesisnya, kemudian berangkat mengumpulkan informasi anda.
Anda bergerak dari gagasan dengan hanya memperhatikan informasi apa yang anda butuhkan untuk menulis cerita yang ada dalam pikiran anda. Kumpulkan itu! Ini merupakan proses selangkah-demi-selangkah yang seharusnya mengakibatkan penderitaan dalam menulis. Akantetapi sekali anda telah mengumpulkan itu, maka dengan tenang anda dapat menyortir seluruh informasi, bergerak dari pengumpulan informasi ke fokus. Kemudian langkah selanjutnya, anda tinggal mengorganisir lalu membuat konsep (draft).
Seperti Jack Hart di atas, banyak penulis yang juga ingin berbagi pengalaman mereka saat menulis. Pada umumnya langkah mereka mirip, hanya yang satu mungkin lebih sederhana dari yang lain. Harapan para penulis ini adalah agar mereka yang mulai belajar menulis bisa agak terbebas dari berbagai tekanan atau penderitaan. Salah seorang dari penulis itu adalah Carole Rich yang membagi reportase dan proses penulisan dalam empat tahap.
1.     Menyusun
Pada tingkat ini anda mengembangkan gagasan untuk cerita/berita anda. Jika anda meliput suatu peristiwa, misalnya suatu pertemuan atau kecelakaan, anda perlu memulai dengan sebuah gagasan – inti dari apa yang terjadi. Jika anda menulis cerita tentang masalah di lingkungan  anda, anda mesti memulai dengan gagasan utama yang merupakan fokus dari cerita anda. Ketika mulai reportase (reporting), anda mungkin menemukan informasi yang lebih penting dari fokus semula, yang dibutuhkan pada saat itu adalah anda harus fleksibel dan bisa menentukan fokus untuk menulis setelah anda mengumpulkan bahan.
2.     Mengumpulkan
Ini adalah tingkat reportase. Anda mewawancarai sumber dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk topik anda. Jangan menggantungkan pada satu sumber saja; carilah beberapa sudut pandang. Ajukan pertanyaan-pertanyaan dan buatlah lebih banyak catatan dari yang telah anda rencanakan. Anda juga harus mencatat observasi dan mengumpulkan detail sebanyak mungkin.
3.     Membangun
Ini adalah tingakatan penulisan. Anda mulai dengan sebuah rencana untuk suatu cerita yang berkembang di sekeliling fokus. Kemudian periksa catatan dan beri tanda hanya pada informasi yang ada hubungannya dengan fokus itu. Bagaikan seorang tukang kayu yang membangun rumah. Anda membutuhkan cetak-biru (blueprint). Seorang penulis yang baik tidak akan menulis cerita tanpa sebuah rencana. Catatlah beberapa kata kunci untuk menunjukan bagaimana anda ingin menyusun. Kemudian tulislah naskah asli anda.
4.     Memperbaiki
Ini tahap revisi. Setelah anda menulis cerita, bacalah dan buatlah perubahan yang dianggap perlu.  Anda bisa menambah, menghapus informasi atau sama sekali mengatur cerita itu. Anda harus menyusun ejaan dari semua nama dan keakurasian fakta-fakta. Anda juga harus memperbaiki tata bahasa, gaya, dan kesalahan dalam pengetikan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.