Setiap orang bisa menulis, akan tetapi hanya penulis sejati yang tahu bagaimana harus menghapus.
Joseph Herzberg, editor dari beberapa surat kabar di New York City, mengatakan bahwa persurat kabaran adalah mengetahui apa yang harus dihilangkan dan kemudian meringkaskan sisanya. Ringkasnya, semua pekerjaan kreatif didasarkan pada seni menghilangkan – the art of omission.
Keringkasan adalah jiwa dari jurnalisme modern. Jangan menggunakan dua kata bila satu kata sudah cukup. Meminjam istilah arsitek legendaris kelahiran Aachen, Jerman, Ludwig Mies van der Rohe (1886-1969): “Less is More” – kurang berarti lebih.
Memang, menulis itu penuh dengan paradoks. Untuk menulis cepat, anda harus menulis lambat. Menulis itu menggunakan pikiran. Anda berpikir, mempersiapkan dengan matang, barulah kita bisa menulis dengan lancar. Bila kita menulis seperti layaknya kita bicara maka tulisan kita akan berupa cerita (story) dan bukan laporan (report).
Gaya juga merupakan rasa, nada, atau irama dari suatu tulisan atau cerita. Seperti juga bila mendengar sebuah lagu, kita bisa tahu siapa penyanyinya. Melihat lukisan, kita sudah tahu siapa pelukisnya. Begitu pula dalam penulisannya, membaca gayanya kita bisa tahu siapa pengarangnya.
Surat kabar menjangkau beragam pembaca. Pegangan umum adalah menulis untuk pembaca yang berkemampuan baca setaraf sekolah menengah. Ini berarti wartawan harus bisa menulis jelas, baik mengenai peristiwa maupun bahasannya. Tulisan yang baik berisi:
1. Kalimat yang sederhana. Ikutilah nasihat pengarang cerita pendek Rusia terkenal Isaac Babel: “Tidak lebih dari satu gagasan dan satu gambaran dalam satu kalimat.”
2. Bahasa yang sederhana, yaitu bahasa sehari-hari. Pengarang George Orwell berkata, “jangan menggunakan kata yang panjang, bila bisa memakai yang pendek.” Kata-kata pun harus yang cocok dengan situasinya.
3. Keyakinan. Maksud dari tulisan harus betul-betul benar sehingga pembaca yakin bahwa penulisnya menangkap persitiwa atau permasalahan itu dengan akurat dan saksama.
4. Gaya yang alami. Cara menceritakan kejadian atau peristiwa itu haruslah cocok. Peristiwa dan deskripsinya harus pas.
Nasihat William Strunk Jr., profesor Cornell University, tulisan harus ringkas (concise). Suatu kalimat harus tidak berisi kata-kata yang tidak perlu, suatu paragraf harus tidak berisi kalimat-kalimat yang tidak perlu. Ini bukan berarti bahwa semua kalimat harus pendek atau menghindari detail dan hanya menyajikan garis besar saja, akantetapi setiap kata harus berbicara. Penulis perlu ritme.