Langsung ke konten utama

Kiat Menulis Artikel

menulis

Menjadi penulis lepas adalah cita-cita yang nyaman. Hobi yang bisa mendatangkan uang ini bisa dikerjakan di rumah dan bisa menjadi pekerjaan sambilan hampir tanpa modal.
Tak heran jika di banyak negara, menulis freelance artikel untuk koran dan majalah tetap menjadi jenis pekerjaan favorit bagi kaum perempuan meski mereka telah merambah ke banyak profesi. Ibu-ibu muda bisa mencari nafkah dari rumah seraya mengaktualisasikan dan mengekspresikan diri.
Kian banyak majalah membutuhkan artikel dari freelancer. Banyak media bersaing di segmentasi yang kian ketat serta dikelola oleh tim yang makin kecil dan karenanya membutuhkan pasokan tulisan dari freelancer.
Tidak semua artikel di majalah bersifat serius seperti komentar politik, budaya atau sosial. Di tengah luasnya bahan bacaan, yang membuat banyak orang merasa "terlalu banyak sehingga tak terbaca", tulisan-tulisan yang pendek dan bersifat praktis kian digemari. Inilah yang menjelaskan kian populernya majalah-majalah praktis seperti bagaimana menata rumah, bertaman, dan mengelola keuangan pribadi.

Tradisi freelancer belum banyak berkembang di Indonesia. Honor tulisan di koran atau majalah relatif kecil. Yang pertama-tama bisa dilakukan penulis pemula adalah memperluas pemuatan artikel. Salah satunya dengan menganekaragamkan jenis artikel yang ditulis.
Ada beberapa jenis yang paling banyak muncul di koran atau majalah, tapi yang paling populer adalah: artikel kiat ("how to").
Dalam artikel kiat, Anda menunjukkan kepada pembaca bagaimana melakukan sesuatu. Artikel jenis ini bisa menjadi cara efektif penyebaran pengetahuan dan ketrampilan.
Dari memasak sampai mendidik anak
Contoh klasik artikel kiat adalah tulisan yang dimuat di rubrik dapur atau memasak. Atau panduan pemakaian (user's guide) dalam kemasan setiap barang yang kita beli termasuk meminum obat batuk misalnya: tiga kali sehari, satu sendok makan, ditelan satu jam setelah makan.
Tapi, topiknya bisa jauh lebih luas dari itu: bagaimana berkebun anggrek, mencuci karpet, mengajak anak menyukai musik klasik, menggunakan kartu kredit secara bijaksana, membersihkan busi sepeda motor, bagaimana menghadapi dan mendidik anak penderita autis, bagaimana mengisi formulir pajak, bagaimana menulis cerpen, bagaimana membuat website sendiri, hingga bagaimana menjual rumah secara cepat dan efektif.
Profesor pun perlu dipandu
Artikel seperti ini cenderung makin populer karena orang, betapapun pintarnya, ingin tahu bagaimana mengerjakan sesuatu dari orang lain. Bahkan seorang profesor fisika, misalnya, sering harus dipandu untuk melakukan hal-hal sederhana seperti memperbaiki kran air yang mampet.
Orang bisa menulis artikel seperti ini berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sendiri yang benar-benar dikuasainya. Itu sebabnya bisa ditulis oleh siapapun: dokter, arsitek, pengacara, montir mobil, pialang saham, guru, ibu rumah tangga.
Banyak orang memiliki pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan spesifik yang berguna bagi orang lain. Tapi, bagian tersulit, bagi orang yang tidak terbiasa, adalah menerjemahkan itu semua dalam tulisan.
Jebakan seorang "pakar"
Artikel kiat harus ditulis sederhana dan dengan bahasa populer. Salah satu jebakan bagi seorang "pakar" adalah menganggap semua orang punya level pengetahuan yang sama dengan dirinya atau tidak cukup punya kesabaran untuk menjelaskan pada orang "awam": terlalu banyak istilah teknis, kadang dalam bahasa asing, atau jargon dan akronim yang hanya dipahaminya sendiri.
Artikel kiat harus bisa dibaca oleh siapa saja dan justru dimaksudkan untuk memandu pembaca yang awam dalam bidang tertentu.
Bagaimana memulai
Cara berlatih menulis artikel seperti ini adalah dengan mulai menulis untuk topik yang sederhanya, misalnya, panduan membuat nasi goreng saus udang untuk pembantu rumah tangga Anda yang baru.
Atau menulis topik lain yang benar-benar Anda kuasai, lalu sodorkan pada teman atau kerabat Anda yang paling tidak akrab dengan topik itu. Anda belum berhasil jika masih terlalu banyak pertanyaan yang mereka ajukan.
Anda harus membuat "instruksi" sederhana namun cukup spesifik. Panjang (berapa cm), panas (berapa derajat celcius), pagi (antara jam berapa sampai berapa) dan seterusnya. Pakailah istilah sehari-hari. Buatlah ilustrasi yang akrab dengan pembaca. Jika panduan Anda melibatkan serangkaian langkah, berikan nomor dari tiap langkah. Jika perlu gunakan gambar, foto atau ilustrasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram...

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.