Langsung ke konten utama

Sepuluh Prinsip Menulis Berita

writing and writing

Bagi wartawan, prinsip yang juga bisa dijadikan model adalah: menulislah untuk orang lain seperti anda menginginkan orang lain menulis untuk anda. Profesor dalam bidang jurnalisme David L. Grey merumuskan langkah-langkah penulisan dalam The writing Process.
1.      Pra-penulisan (konsep, observasi, mengecek sumber, wawancara).
2.      Penulisan.
3.      Penulisan-ulang dan penyuntingan.
4.      Reaksi dan evaluasi
ada moto dalam penulisan berita, yaitu “Kiss (keep it short and simple) and tell.” Usahakan agar tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit. Pilihlah kalimat pendek dan tepat, lantas berceritalah. Hal ini untuk membedakan dengan suatu laporan birokratik yang menggunakan bahasa formal.
Kiss ini lebih ditujukan agar wartawan tidak menulis berlebihan – overwriting. Bentuk penulisan berlebihan yang patut disesalkan adalah cerita yang terdiri dari seribu kata, padahal bisa diringkas menjadi tiga paragraf pendek saja. Mencoba memasukan terlalu banyak informasi atau mencoba menggunakan informasi tanpa mengorganisasikannya akan menghasilakan penulisan yang semrawut. Pepatah mengatakan bahwa terlalu banyak bumbu akan merusak rasa – too many ingridients ruin the story stew. Jangan bertindak sebagai gurita yang menggunakan tintanya bukan untuk menerangkan melainkan untuk mengaburkan – octopus writing. Wartawan harus ingat agar tidak menyajikan lebih dari yang ingin diketahui pembaca tentang suatu peristiwa.
Sepuluh Prinsip Menulis
Robret Gunning pernah menjadi konsultan pada lebih dari 100 harian, termasuk The Wall Street Journal dan United Press International. Ia mengembangkan apa yang dinamakan sepuluh prinsip menulis secara jelas. Prinsip-prinsip itu adalah:

  1. 1.     Usahakan agar kalimat rata-rata pendek

Kunci dari pernyataan ini adalah pada kata rata-rata. Gunning mencatat bahwa panjang kaliamat harus berbeda kalau ingin menyelematkan pembaca dari kebosanan. Jangan menggempur pembaca terus-menrus dengan kalimat-kalimat staccto yang pendek. Mengubah-ubah panjang kalimat menciptakan variasi dan meningkatkan kenikmatan baca.  
  1. 2.     Pilih yang sederhana daripada yang kompleks

Disini Gunning menekankan pada kata pilih. Prinsip ini tidak melarang penggunaan bentuk yang kompleks. Kita membutuhkan baik bentuk yang sederhana maupun yang kompleks untuk mengungkapkan kejelasan. Ada saatnya bentuk kompleks adalah yang terbaik, tetapi jika ada pilihan pilihlah yang sederhana. William Zinsser pengarang On Writing Well menulis bahwa rahasia dan penulisan yang baik menanggalkan setiap kalimat sampai pada komponen terbersih.
  1. 3.     Pilihlah kata-kata yang lazim

Dalam menyampaikan pesan, anda harus menghubungkan pikiran anda dengan pengalaman orang lain. Kata-kata yang pendek, sederhana yang lazim bagi setiap orang adalah yang terbaik. Hindari yang rumit, yang megah, yang genit, dan yang berbunga-bunga.
  1. 4.     Hindari kata-kata yang tidak perlu

Bagain terbesar dari semua usaha dan penulisan jurnalistik diperlemah dengan kata-kata yang tidak berarti, kata Gunning. Menurut dia, kata-kata demikian menjemukan pembaca dan memudarkan perhatian.
  1. 5.     Beri kekuatan pada kata kerja

Gunning mengatakan bahwa kata kerja yang aktif dan kuat dalam penulisan akan memberikan lonjakan dan menahan perhatian pembaca. Penggunaan kalimat aktif dinilai lebih langsung dan kuat daripada kalimat pasif. Penulis yang baik rajin mencari kombinasi kata-kata yang tepat dan kata kerja yang paling kuat daripada kalimat “pencuri itu dipukuli polisi,”  lebih kuat “polisi memukuli pencuri itu.”
  1. 6.     Tulislah sebagaimana anda berbicara

Wartawan harus berusaha menghindari bahasa formal yang kaku, terutama dalam lead. Ringkaslah kekuatan dari berita ke dalam paragraf lead. Tetapi, jangan hambat pembaca dengan akronim dan detail-detail tambahan.
  1. 7.     Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca.

Gunning mengingatkan wartawan agar menghindari penulisan yang samar. Wartawan olahraga yang sudah bertahun-tahun meliput pertandingan tenis tahu, misalnya apa yang disebut wildcard. Tetapi wartawan tidak boleh berasusmsi bahwa semua pembaca tahu. Bila kata itu mau dipakai maka harus ada penjelasan sehingga dapat dimengerti oleh semua pembaca: misalnya, Gaby mendapat wildcard dalam pertandingan tenis Indonesia Open, yang berarti bahwa meskipun peringkatnya masih rendah dan karena itu harus mengikuti babak kualifikasi, namun ia mendapat fasilitas khusus untuk langsung masuk dalam babak utama untuk bertanding melawan unggulan ketiga, Amanda.
  1. 8.     Hubungkan dengan pengalaman pembaca anda

Suatu pernyataan yang diputus atau dipisah dari konteksnya adalah suatu bentuk yang mengambang. Harus ada referensi lain, suatu dasar yang memberikannya pegangan dan arti. Anda tidak bisa menyerahkan kepada pembaca dari apa yang ada di hadapannya untuk membangun dasar itu. Apa artinya bagi pembaca suatu penambahan anggaran sebesar Rp 10 miliar? Banyak pembaca yang tidak bisa mengerti itu. Tetapi mereka mengerti bahwa kenaikan ini akan berdampak pada pertambahan pajak yang harus mereka bayar. Jabrkanlah ini dengan menceritakan kepada pembaca tentang penambahan pajak yang akan membebani mereka. Demikian pula misalnya “kapal induk lusanya 15.000 m3, akan lebih mudah dibayangkan oleh pembaca bila digambarkan “luas kapal induk itu sama dengan dua lapangan sepak bola.”
  1. 9.     Gunakan sepenuhnya variasi

Setiap penulis memiliki cara tersendiri dalam menggunakan bahasa, mengungkapkan sesuatu tentang semangatnya, kebiasaannya, kemampuannya, dan prasangkanya. Hal ini tidak bisa dielakan dan memang menyenangkan. Semua penulisan adalah komunikasi; penulisan kreatif adalah komunikasi melalui pengungkapan – ini adalah “diri” yang melepaskan diri ke keterbukaan. Tidak ada penulis yang bertahan lama incognito. Gunning juga mengatakan bahwa gaya – style – harus dikembangkan. Seseorang tidak bisa dipuaskan dengan hanya meniru. Anda harus mampu menilai setiap situasi baru, melihat perbedaan, memilih kata-kata yang tepat untuk melakukan pekerjaan anda dengan baik. Untuk semua ini dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang fleksibilitas dan variasi dari bahasa.
  1. 10.Menulislah untuk menyatakan, bukan untuk mempengaruhi

Tidak perlu kata-kata yang muluk untuk membuat orang terheran-heran atau kagum. Write to epress, not to impress.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Substitution: A Grammatical Cohesion

Grammatical Cohesion According to Halliday and Hasan (1976: 4), cohesion occurs when the interpretation of some elements in the discourse is dependent on that of another. It concludes that the one element presupposes the other. The element cannot be effectively decoded except by recourse to it. Moreover, the basic concept of it is a semantic one. It refers to relations of meaning that exists within the text. So, when this happens, a relation of cohesion is set up, and the two elements, the presupposing and the presupposed, are thereby integrated into a text. Halliday and Hasan (1976: 39) classify grammatical cohesion into reference, substitution, ellipsis and conjunction. Substitution Substitution is a relation between linguistic items, such as words or phrases or in the other word, it is a relation on the lexico-grammatical level, the level of grammar and vocabulary, or linguistic form. It is also usually as relation in the wording rather than in the meaning. The criterion is the gram...

Lexical Cohesion in Discourse Analysis

Lexical Cohesion Lexical cohesion comes about through the selection of items that are related in some way to those that have gone before (Halliday, 1985: 310). Types of lexical cohesion are repetition, synonymy and collocation. Furthermore, Halliday and Hasan (1976: 288) divide types of lexical cohesion into reiteration (repetition, synonymy or near-synonym, superordinate and general word) and collocation.

Ellipsis in Discourse Analysis

The essential characteristic of ellipsis is something that is present in the selection of underlying (systematic) option that omitted in the structure. According to Halliday and Hasan (1976: 143), ellipsis can be regarded as substitution by zero. It is divided into three kinds, namely nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. 1)         Nominal Ellipsis Nominal ellipsis means the ellipsis within the nominal group or the common noun that may be omitted and the function of head taken on by one of other elements (deictic, numerative, epithet or classifier). The deictic is normally a determiner, the numerative is a numeral or other quantifier, the epithet is an adjective and the classifier is a noun. According to Hassan and Halliday, this is more frequently a deictic or a numeral than epithet or classifier. The most characteristic instances of ellipsis, therefore are those with deictic or numerative as head.