Tugas seorang hafidz begitu mulia. Ia menjaga qur’an dari ancaman penistanya. Ulul Albab dengan istiqomah membimbimbing calon-calon penjaga kemurnian qur’an di masa datang. Angin berhembus menerpa daun padi yang tengah menghijau. Di tengah hijau padi nan luas itu nampak sebuah bangunan luas beridiri. Terdengar suara-suara orang mengaji dari dalam kompleks bangunan tersebut. Suaranya merdu berirama hingga menembus tembok yang seluruhnya melingkari kompleks Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ulul Albab putera. Seorang santri nampak asyik menghafal qur’an di pojok gerbang. Ia duduk bersila. Beberapa saat matanya tertuju pada deretan huruf arab di genggamannya. Sesaat kemudian ia memandang ke atas langit dan mengulang apa yang baru ia baca. Santri lainnya duduk senyamannya di masjid. Apa yang mereka lakukan sama: membaca sebaik-baiknya kemudian menghafal sedalamnya. Demikian pemandangan sehari-hari Ulul Albab putera, sekitar 200 meter jauhnya dari Ulul Albab puteri.
penting kalau dianggap penting