Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

We Need Good Policies at First

education If in an analysis of English curriculum tells about an ideal situation which can make development of curriculum runs well, In Indonesia, it is still very hard to reach the ideal situation. In social, project, institutional, teacher, adoption, until learner factors, all of them are in a bed condition. It is very hard to only maximize an old curriculum in our education, even to develop a new curriculum which is centered on school autonomous. All of the problems are related to the educational policies of our government.             Although UU BHP has been omitted by Court of Constitution (MK) several days ago, commercialization of education is still to be big threat for our education. UU BHP got so many refusals from academicians such as Professors of education and public policies, lecturers, teachers, until students. In BHP, school or other education institutions are same as a company. The fundamental of holding education is only looking for profit.  School or other educati

When Amazing Aims without any Real Objective

sarjana Everybody has aim in every side of his or her live. Many young men are dreaming to be somebody, reach, and have beautiful wife in their future. On the other hand, many young women are imagining being a wife of rich man. Both the men and women have their aim of their live. Sometimes, they forget to realize that the aim will be still a dream if they have not any effort to make the dream come true or they are confuse how to make a systematic effort to reach the dream. Beneath it all, actually, they fail to extract the aims into an objective. That’s why we need objective and not only aim in designing a good education.             An education or learning and teaching activities having aims but have no an objective is like the men and the women. It has really big dream to be high quality education among global education. Like a blind spirit, the dream leads to a pragmatic thinking and lose idealism. Finally, many strange policies are made by an education institution in order to

Karya Toha Nurhasan Bakry: "Kenakalan Seorang Bagong"

Pelatihan menulis               KKN Bedoyo Bagong adalah anak yang dilahirkan dari seorang janda tua di tengah hutan. Anak tersebut dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Mereka berdua hidup dengan memanfaatkan barang  barang yang tersedia di hutan. Setelah mereka hidup bersama datanglah  seorang saudagar dari kota untuk mencari pegawai. Bagong pun ditawari oleh saudagar tersebut untuk bekerja bersamanya di kota. Bagong pun menerimanya untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya.             Bagong pun meninggalkan ibunya ditengah hutan sendirian . Sekian lama bekerja dengan saudagar  tersebut. Bagong merasakan kebosan yang mendalam karena tak pernah mendapat kenaikan gaji walaupun sering bekerja sampai larut malam. Ke esokan harinya bagong berangkat bekerja pagi pagi sekali. Setelah sampai tempat kerja ,seluruh pekerja dikumpulkan karena barang barang di pabrik telah tiada.

Karya Tri Wahyudi: "Suporter Bola terjun Ke Lapangan"

        Eittz, jangan berpendapat bunuh diri loh. Ini neh ceritanye. Mungkin merasaa geram dengan permainan tim favoritnya yang kurang memuaskan, ahirnya mereka memutuskan untuk  melempari pemain dengan botol minuman dan merusak fasilitas stadion dan membakarnya. Belum puas dengan semua itu mereka merusak pagar bertralis besi dan langsung terjun ketengah lapangan. Setelah itu mereka mengejar salah satu pemain yang mereka anggap  merusak strategi permainan yang sudah direncanakan. Tetapi upaya mereka untuk mengejar pemain tersebut rupa nya sia-sia,pemain tersebut sudah di amankan oleh aparat kepolisian.        Ahirnya,mereka dibubarkan oleh aparat kepolisian.dengan rasa tidak puas ahirnya mereka membubarkan diri, tetapi diluar stadion mereka memblokade jalan dengan membakar ban-ban bekas dan melempari stadion dengan batu dan bo molotov yang sudah mereka siapkan seblumnya.

Karya Deni Aprianto: "Warga Sleman Menyukai Musik Dangdut"

       Warga sleman sangat menyukai music dangdut. Hal tersebut bisa dilihat pada saat acara music dangdut yang diadakan  pada sebuah acara khitanan masal  di PONPES AL QODIR, Cangkringan, Sleman. Pihak ponpes mengundang polsek cangkringan untuk mengamankan acara hingga selesai.       Acara music dangdut ini dimeriahkan oleh orkes dangdut Quinza nada. Penyanyinya pun sangat cantik-cantik.Warga bersorak dan bergoyang menikmati alunan lagu.   Warga sangat antusias mengikuthi acara tersebut. Mereka mengikuti dengan gaya joget yang sangat khas, Sehingga menimbulkan atmosfer dangdut tersendiri. Acara berlangsung damai hingga selesai. Hal ini dapat diartikan bahwa warga sleman sangat menyukai music dangdut.

Konsep Berita

Usamah in Aljazirah TV Berita lebih mudah diketahui daripada didefinisikan. Meski demikian, definisi tentang berita perlu diberikan di sini. Secara filosofis definisi berita berbeda pada tiap negara dengan sistem persnya yang berbeda pula. Secara umum sistem pers terdiri dari 2 jenis yaitu pers bebas dan pers otoriter. Keduanya mendefinisikan berita dengan sudut pandang yang berbeda pula. Pers bebas seringkali diidentikan dengan pers barat meski hal itu bisa diperdebatkan. Pers bebas melihat berita sama halnya dengan komoditi yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, berita haruslah menarik. Seorang tokoh pers dari Inggris, Lord Northcliffe mengatakan bahwa “berita adalah segala sesuatu yang tidak biasa.” Lebih jauh seorang wartawan bernama Walkley menambahkan pengertian sebelumnya dengan “digabungkan dengan unsur kejutan.”

News Value (Nilai Berita)

old newspaper Jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan. Dalam cerita atau berita, tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari satu peristiwa. Dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita ( news value ). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang bisa diterapkan untuk menentukan kelayakan berita ( newsworthy ). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengundang konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest , seks, dan aneka nilai lainnya.

Peran Pers

media cetak Pers memainkan berbagai peranan penting dalam masyarakat. Bernad C. Cohen dalam Advanced Newsgathering karangan Bryce T. McIntyre menyebutkan bahwa beberapa peran yang umum dijalankan pers diantaranya sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa yang diluar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Tugas sebagai pelapor ini juga diwujudkan ketika pers kadangkala berperan sebagai alat pemerintah ( an instrument of government ), misalnya ketika ada siaran langsung pidato atau komentar seorang presiden di TV. Tentu saja dalam peran tersebut pers harus tetap netral. Memang, dalam perkembangan sejarah, media kerap dijadikan saluran untuk penyebaran pernyataan-pernyataan pemerintah yang sering dieksploitasi oleh tokoh-tokoh politik yang berkuasa. Selain sebagai pelapor, pers juga memiliki peran sebagai interpreter yang memberikan penafsiran atau arti pada suatu peristiwa. Di sini selain melaporkan peristiwa, pers menambah bahan dalam usaha

Kiat Menulis Artikel

menulis Menjadi penulis lepas adalah cita-cita yang nyaman. Hobi yang bisa mendatangkan uang ini bisa dikerjakan di rumah dan bisa menjadi pekerjaan sambilan hampir tanpa modal. Tak heran jika di banyak negara, menulis freelance artikel untuk koran dan majalah tetap menjadi jenis pekerjaan favorit bagi kaum perempuan meski mereka telah merambah ke banyak profesi. Ibu-ibu muda bisa mencari nafkah dari rumah seraya mengaktualisasikan dan mengekspresikan diri. Kian banyak majalah membutuhkan artikel dari freelancer. Banyak media bersaing di segmentasi yang kian ketat serta dikelola oleh tim yang makin kecil dan karenanya membutuhkan pasokan tulisan dari freelancer. Tidak semua artikel di majalah bersifat serius seperti komentar politik, budaya atau sosial. Di tengah luasnya bahan bacaan, yang membuat banyak orang merasa "terlalu banyak sehingga tak terbaca", tulisan-tulisan yang pendek dan bersifat praktis kian digemari. Inilah yang menjelaskan kian populernya majalah-majala

Resentralisasi Pendidikan

Baru-baru ini Kemenetrian Pendidikan RI menyatakan bahwa jumlah guru di Indonesia telah lebih dari cukup. Jumlah total guru di Indonesia saat ini adalah 2,7 juta guru. Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh bahkan meramalkan hingga tahun 2014 Indonesia akan kelebihan 300.00 guru. DI sisi lain, cerita kekurangan guru di sejumlah wilayah di negeri ini masih begitu sering terdengar.        Penyebaran tenaga pendidik memang belum merata. Guru banyak menumpuk di wilayah perkotaan terutama di pulau Jawa. Selain keengganan dari para guru untuk ditempatkan di daerah terpencil, otonomi daerah juga merupakan sebab terhambatnya pemerataan tenaga pendidik.        Dalam otonomi daerah manajemen kepegawaian termasuk untuk guru terletak di tangan pemerintah daerah (Kabupaten dan Kota). Keputusan-keputusan penting seperti perpindahan guru ditentukan oleh daerah. Egoisitas dari sejumlah Pemda seringkali mempersulit perpindahan guru. Meskipun daerah lain kekurangan tenaga pengajar, su

Bonus untuk Para Pengabdi

ucap sumpah PNS         Sejumlah kabupaten menghabiskan sebagian besar dananya untuk menggaji PNS. Kabupaten Klaten dan Boyolali semisal menghabiskan 73% APBD untuk belanja pegawai. Bahkan, Tasikmalaya dan Magetan mengalokasikan 75% APBD untuk menggaji pegawai negerinya. Banyak pihak termasuk pemerintah pusat menilai hal tersebut sebagai pemborosan.        Di sisi lain, banyak dijumpai pelayanan kesehatan dan pendidikan yang tidak layak. Dalam bidang pendidikan semisal, banyak muncul fakta bahwa pendidikan masih menjadi barang yang mahal. Menjelang Ramadhan ini, di mana harga kebutuhan pokok melonjak memberatkan masyarakat, para PNS malah akan diberikan gaji ke-13: gaji yang dimaksudkan sebagai bonus.         Padahal, jumlah masyarakat yang berprovesi sebagai PNS jauh lebih sedikit dibanding masyarakat umum. Seharusnya aloksai yang ditujukan bagi masyarakat umum lebih banyak. Jika separuh lebih uang daerah dihabisakn hanya untuk sejumlah kecil masyarakat berarti prinsip keadilan t